26.Jul.2019

Seru-seruan Nonton Makepung, Kembaran Karapan Sapi di Pulau Seribu Pura


Pernah nonton balapan mobil atau motor? Bagaimana dengan balapan hewan? Ada yang sudah pernah menontonnya? Menonton balapan hewan bisa kamu masukkan dalam daftar kegiatan saat kamu melancong ke pulau seribu pura alias Bali. Kalau bosan pergi ke pantai, coba datang ke Kabupaten Jembrana untuk menonton balapan hewan yang mirip karapan sapinya Madura.

0
0
0

Di sela-sela membajak sawah, para petani di Jembrana iseng mengadu kecepatan kerbau-kerbau mereka. Kerbau diikatkan ke pedati, lalu para petani berlomba memacu kerbau tersebut. Siapa sangka kegiatan yang dilakukan hanya karena iseng itu kini menjadi acara tahunan Bali yang menyedot perhatian banyak wisatawan?

Balapan kerbau. Begitu istilah gampangnya. Dalam bahasa Bali disebut makepung. Kalau pernah nonton karapan sapi, nah, makepung nggak berbeda jauh dari itu. Karapan sapi menggunakan sapi, sedangkan makepung menggunakan kerbau. Peraturannya juga sedikit berbeda. Seperti apa? Baca sampai habis, ya.

Sumber: https://novenstudio.wordpress.com/

Seperti yang Mister katakan di paragraf sebelumnya, makepung kini jadi agenda wisata tahunan di Bali. Kapan diselenggarakannya? Setelah petani selesai memanen, yakni sekitar April, Mei, atau Juni. Di mana diselenggarakannya? Tentunya di Jembrana karena memang asal-usulnya berawal dari kabupaten tersebut.  Lokasinya ialah di sawah. Jadi, siap-siap kena cipratan lumpur selagi nonton makepung.

Makepung memang awalnya hanya diikuti petani. Namun, karena sudah menjadi agenda wisata tahunan, bukan hanya petani yang berpartisipasi. Siapa saja diperbolehkan ikut. Saking banyaknya peserta yang ikut, jumlah kerbaunya bisa mencapai ratusan. Weowe.

Sumber: https://pesona.travel/keajaiban/2970/melihat-dari-dekat-makepung-di-jembrana-yang-menegangkan

Gimana, sih, aturan mainnya? Satu peserta memacu sepasang kerbau yang diikatkan pada pedati. Lintasan pacunya berbentuk huruf U sepanjang 1—2 km. Durasi balapannya 8—10 menit. Menjadi yang tercepat mencapai garis finis bukanlah syarat mutlak untuk bisa jadi pemenang pada makepung. Inilah yang membedakannya dengan karapan sapi. Pada karapan sapi, pemenang ialah peserta yang sapinya pertama kali mencapai garis finis.

Pada makepung, ada syarat lain yang harus dipenuhi, yakni harus bisa menjaga jarak antar peserta sejauh 10 km. Jadi, peserta yang kerbaunya pertama kali mencapai garis finis bisa menjadi pemenang apabila ia mampu menjaga jarak dengan peserta di belakangnya sejauh 10 km. Akan tetapi, apabila peserta di posisi kedua belakang bisa mempersempit jarak dengan peserta di posisi pertama kurang dari 10 km, maka peserta di posisi kedua itulah yang jadi pemenang.

Sumber: https://pesona.travel/keajaiban/2970/melihat-dari-dekat-makepung-di-jembrana-yang-menegangkan

Kerbau-kerbau yang ikut makepung pada bersolek, lho. Ada hiasan berwarna-warni yang nangkring di kepala mereka. Kalau awal-awal dulu, sih, kerbaunya masih polosan. Dulu juga, kerbaunya masih sendiri. Sekarang sudah berpasangan. Dulu, pedati tempat kerbau diikatkan lebih besar ukurannya dibandingkan pedati yang sekarang. Dulu, masih sepi saat balapan kerbau berlangsung. Sekarang sudah ramai dengan hiburan dari pemain jegog (gamelan Bali yang terbuat dari bambu).

Pada Februari 2019 lalu, ada yang baru dari makepung. Kalau biasanya  diselenggarakan di sawah, saat itu,  diselenggarakan di pantai, yakni pantai di Desa Air Kuning dan pantai di Desa Yeh Kuning, Kecamatan Jembrana. Ini adalah bentuk penyegaran agar tidak monoton dan kian menarik minat wisatawan. Jadi, gimana, nih, gengs? Tertarik nggak nonton balapan kerbau di Bali?

Komentar