14.Jan.2020

Yuk, Kenalan dengan 5 Olahraga Tradisional di Indonesia Ini


Di tengah padatnya jadwal sehari-hari, ada yang masih nyempetin buat berolahraga gak, nih? Biasanya, olahraga apa yang kalian lakukan? Lari atau bersepeda, mungkin? Atau, kalian pengen nyoba olaharaga yang lebih berat? Kalau iya, Mister punya rekomendasinya, nih, di bawah ini. Ada mendayung, silat, dan memanah. Olahraga-olahraga tersebut merupakan olahraga tradisional di Indonesia.

0
0
0

1. Pacu Jalur - Riau

Sumber: https://backpackerjakarta.com/berpacu-dalam-tradisi-pacu-jalur-kuantan-singingi-riau/

Jalur berarti perahu. Pacu jalur berarti memacu perahu alias mendayung. Olahraga ini berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau. Perahu yang digunakan terbuat dari batang pohon. Panjangnya 25 – 40 meter. Satu perahu didayung 40 – 60 orang.

Mulanya, pacu jalur diselenggarakan untuk memperingati ulang tahun Ratu Wilhelmina, ratu asal Belanda yang sempat memerintah di Indonesia. Kini, pacu jalur diselenggarakan sebagai festival untuk peringatan HUT kemerdekaan RI.

Pada 2019 lalu, penyelenggaraan Festival Pacu mencatatkan dua rekor MURI. Pertama, Festival Pacu Jalur dengan peserta terbanyak, yakni 9.000-an orang. Kedua, ditampilkannya tarian tradisional Randai dengan penari terbanyak, yakni 1.500-an orang.

2. Maen Pukulan - DKI Jakarta

Sumber: http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/maen-pukulan?lang=id

Tiap utan ade macannye, tiap kampung ade maenannye (setiap hutan ada macannya, setiap kampung ada mainannya). Ungkapan tersebut bermakna setiap kampung tempat orang Betawi bermukim punya aliran maen pukulan masing-masing.

Maen pukulan itu apa, sih? Itu adalah olahraga pencak silat khas Betawi. Orang yang memeragakan maen pukulan memakai baju tikim (semacam baju koko), celana pangsi (celana kain longgar), peci, sarung di bagian leher, dan sabuk yang disebut kopel haji. Semua itu adalah pakaian adat Betawi untuk pria.

Terdapat ratusan aliran pada maen pukulan, misalnya beksi dan cingkrik. Aliran beksi yang berasal dari Kampung Dadap, Tangerang punya ciri khas berupa pukulan sikut. Lalu, ada aliran cingkrik dari Rawa Belong, Jakarta Barat yang gerakannya terinspirasi dari gerakan monyet ketika menghindari serangan.

3. Tarung Derajat - Jawa Barat

Sumber: https://sinikini.com/web/headlines/para-petarung-siap-berlaga-di-kejurprov-tarung-derajat-jateng/

“Aku ramah bukan berarti takut. Aku takluk bukan berarti tunduk”. Itulah semboyan tarung derajat. Nama derajat diambil dari nama penemunya, Achmad Dradjat, pria kelahiran Bandung.  Tarung derajat adalah olahraga bela diri. Saat mempraktikkannya, orang memakai pelindung di kepala, dada, dan tangan.

Pertandingan tarung derajat yang pertama kali digelar adalah Kejuaraan Tarung Bebas AA BOXER Cup I pada 1988. Pada 1998, tarung derajat resmi ikut serta dalam Pekan Olahraga Nasional (PON). Olahraga ini menjadi latihan bela diri dasar untuk anggota TNI AD dan Korps Brigade Mobil (Brimob).

4. Pathol - Jawa Tengah

Sumber: http://wongmbelahrembang.blogspot.com/2016/07/pathol-sarang-sumo-ala-sarang-rembang.html

Di Jepang ada sumo, di Indonesia ada pathol. Olahraga gulat ini berasal dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Gak seperti sumo yang diikuti oleh orang yang bodinya gendut bangettt, orang kurus diperbolehkan ikut pathol, asalkan lawannya sepadan.

Pertandingan pathol digelar di pantai, di area berpasir. Ada dua orang yang saling melawan. Mereka bertelanjang dada dan di pinggang mereka terpasang selendang. Pertandingan diawasi oleh dua wasit.

Saat bergulat, peserta pasthol harus bisa mengunci pergerakan lawan. Mereka gak boleh saling memukul, menendang, atau menyikut. Pertandingan berakhir ketika salah satu peserta berhasil membuat lawan terlentang di atas pasir sampai si lawan benar-benar gak bisa bergerak.

5. Jemparingan - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Sumber: https://www.kratonjogja.id/kagungan-dalem/14/jemparingan-gaya-mataram

Pernah lihat orang melakukan olahraga memanah? Nah, jemparingan adalah olahraga memanah tradisional dari Jogja. Pada jemparingan, peserta gak melakukannya dengan berdiri, tapi bersila. Busur gak diposisikan di depan mata, tapi mendatar di depan perut.

Oleh karena posisi busurnya di depan perut, maka dibutuhkan "rasa" yang kuat untuk bisa membidik sasaran dengan tepat. Keunikan lain olahraga ini adalah peserta mengenakan pakaian adat Jawa. Laki-laki memakai beskap dan blangkon, sedangkan perempuan memakai kebaya dan jarit.

Kalau ingin belajar jemparingan, kalian bisa ikut latihannya di Lapangan Kemandungan di Keraton Yogyakarta. Jadwalnya ialah setiap Sabtu di minggu kedua pukul 15.00 WIB. Atau, kalian bisa juga datang ke Plaza Royal Ambarrukmo. Latihan jemparingan di sana digelar setiap Jumat pukul 15.00 WIB.

Komentar