23.Jun.2017

Tradisi Unik saat Lebaran di 7 Daerah di Indonesia


Lebaran dikit lagi tiba, lhooo. Gimana? masih semangat nggak puasanya? atau malah sedih karena bakal kangen sama tenangnya suasana Ramadan? Selain jadi ajang silaturahmi yang diisi makan dan salam-salaman, Lebaran juga bisa dirayain dengan cara lain yang unik tapi bermakna. Kayak apa uniknya? Yuk, kita intip perayaan Lebaran di berbagai daerah berikut ini.

0
0
0

 

1. Ronjok Sayak, Bengkulu

Sumber foto: https://travel.detik.com/dtravelers_photos/u-2324579/nujuhlikur-tradisi-unik-jelang-lebaran-di-bengkulu-selatan/2/

Rupanya, orang Bengkulu suka bakar gunung pas Lebaran! Kok, kedengerannya serem, ya? Hehehe tenang aja, gunung yang dimaksud adalah tumpukan tinggi batok kelapa (disebut lunjuk) yang mereka susun di halaman rumah mereka masing-masing. Tradisi yang disebut Ronjok Sayak (Bakar Gunung Api) ini biasanya dilakukan pas malem takbiran. Ini adalah bentuk rasa syukur sekaligus doa mereka untuk Tuhan. Pasti malem di sana jadi terang banget, ya.

 

2. Grebeg Syawal, Yogyakarta

Tradisi Unik di Bulan Syawal - Wego Indonesia Travel Blog

Sumber foto: https://www.wego.co.id/berita/tradisi-unik-di-bulan-syawal/

Perayaan Idulfitri khas masyarakat Yogyakarta yang satu ini mungkin udah lumayan kamu kenal, yaitu Grebeg Syawal. Dilakukan setiap tanggal 1 Syawal alias di hari pertama Lebaran, banyak masyarakat setempat mengarak Gunungan Kakung dan Gunungan Putri yang terdiri dari sayuran, buah, dan hasil bumi lainnya. Ini adalah bentuk sedekah dari Sultan untuk rakyatnya. Bagian seru (baca: agak rusuh) dari perayaan ini adalah waktu masyarakat diijinin buat berebut Gunungan ini. Katanya, sih, makanan yang berasal dari sana bisa bawa berkah buat yang berhasil ngedapetinnya.

 

3. Ngejot, Bali

Sumber foto: http://www.eastasy.com/article/indonesia/7-unique-christmas-celebrations-around-indonesia

Buat yang masih suka sensi atau gak mau temenan sama orang beda agama, buruan belajar dari masyarakat Bali! Mayoritas penduduk di sana memang menganut Hindu, tapi ternyata perayaan Lebaran di sana juga dapet sorotan karena cukup menyentuh. Jadi, menjelang Idulfitri, umat Islam di sana selalu melakukan tradisi ngejot, yaitu bagi-bagi makanan di tetangga. Selain sebagai bentuk rasa syukur ke Tuhan, tradisi ini juga jadi cara menjaga kerukunan antara penganut Islam dan Hindu di Pulau Dewata ini. Menariknya lagi, umat Hindu juga melakukan hal yang sama pas perayaan Galungan dan Kuningan. Patut diacungi jempol!

 

4. Perang Topat, Lombok

Mengenal Tradisi Unik Perang Topat di Lombok, Sudah Ada sejak ...

Sumber foto: https://www.inews.id/travel/destinasi/mengenal-tradisi-unik-perang-topat-di-lombok-sudah-ada-sejak-ratusan-tahun

Sama kayak Bali, kerukunan umat beragama di Lombok juga patut dipuji. Saking rukunnya, mereka suka perang enam hari setelah Lebaran. Eh, bentar-bentar, suka perang kok dibilang rukun?? Hehehe, perangnya harmless, kok. Namanya aja Perang Topat alias Perang Ketupat. Jadi, dalam perang ini, umat Hindu dan Islam di Lombok mengarak sesaji hasil bumi di Pura Lingsar, Lombok Barat. Abis itu, antara suku Sasak dan Bali, mereka bakal saling melempar ketupat sampai puas. Lucu juga, ya!

 

5. Festival Meriam Karbit, Pontianak

Wow, Batang Pohon untuk Meriam Karbit Bisa Capai Rp 5 Juta ...

Sumber foto: https://pontianak.tribunnews.com/2015/07/14/wow-batang-pohon-untuk-meriam-karbit-bisa-capai-rp-5-juta

Selain ada lempar-lemparan di Lombok, di Pontianak ada tembak-tembakan meriam pas malem takbiran. Jangan takut dulu, Aladiners! Kamu cukup siapin penyumpal kuping buat nonton acara yang disebut Festival Meriam Karbit ini. Diadakan di tepi Sungai Kapuas tiap tahunnya, kamu bakal ngeliat meriam bamboo atau kayu dengan diameter 60 cm berderet di sini. Pertanyaannya, kenapa meriam? Ternyata, festival yang udah ada sejak ratusan tahun lalu ini awalnya diadain buat ngusir kuntilanak. Gak heran, sih, Pontianak sendiri, kan, berarti kuntilanak!

 

6. Binarundak, Sulawesi Utara

Sumber foto: https://www.indonesia.travel/sg/en/trip-ideas/deliciously-hot-manado-foods

Buat masyarakat Sulawesi Utara, tepatnya di Motoboi Besar, cara yang paling pas buat merayakan Idulfitri adalah masak-masak nasi jaha pas tradisi binarundak. Dalam tradisi yang diadain 3 hari setelah hari Lebaran ini, masyarakat masak nasi jaha yang terbuat dari beras ketan, jahe, dan santan terus dimasukkin dalam bambu berlapis daun pisang. Abis itu, bambunya dibakar rame-rame, deh, di atas sabut kelapa! Nantinya, mereka bakal menyantap nasi ini bareng-bareng sebagai bentuk silaturahmi.

 

7. Festival Tumbilotohe, Gorontalo

Gubernur : Festival Tumbilotohe Harusnya Jadi Ajang Wisata Religi ...

Sumber foto: https://humas.gorontaloprov.go.id/gubernur-festival-tumbilotohe-harusnya-jadi-ajang-wisata-religi/

Kalau orang Sulawesi Utara punya perayaan meriah tiga hari setelah Idulfitri, masyarakat Gorontalo justru heboh tiga malem sebelum Lebaran. Kalau kamu ke sana, kamu bakalan bisa lihat kota ini diterangi ribuan lampu minyak tanah sepanjang malem. Nyalanya lampu-lampu ini disebut Festival Tumbilotohe dan dulunya diadain untuk memudahkan masyarakat yang mau berzakat di malem hari. Selain lampu, ada juga meriam bambu dan festival bedug yang pastinya bikin suasana makin seru.

Komentar