28.Aug.2023

Taman Nasional Tanjung Puting, Rumah Bagi Orang Utan


 

0
0
0

Taman Nasional Tanjung Puting - Hai Aladiners! Ternyata orang utan punya taman nasional, lho, namanya Taman Nasional Tanjung Puting. Taman ini terletak di semenanjung Kalimantan Tengah. Di sini terdapat konservasi orang utan terbesar di dunia dengan perkiraan populasi sekitar 30.000 - 40.000 ekor yang tersebar di dalam dan di luar Taman Nasional ini. Selain itu, Taman Nasional Tanjung Puting juga merupakan cagar biosfer yang ditunjuk pada tahun 1977 dengan area inti Taman Nasional Tanjung Puting seluas 415.040 ha yang ditetapkan pada tahun 1982. Dengan statusnya sebagai taman nasional dan cagar biosfer, kelestarian Taman Nasional Tanjung Puting dapat terjaga sekaligus menjadi daya tarik wisata di Indonesia. Berbeda dengan Konservasi orang utan lainnya di wilayah Kalimantan di mana orang utan ditempatkan di habitat buatan manusia, di Taman Nasional Tanjung Puting ini kita dapat melihat langsung orang utan di habitat alaminya.

Sumber gambar: Shutterstock

Cara terbaik untuk mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting adalah dengan menggunakan kapal klotok. Nama klotok  berasal dari bunyinya yang terdengar tok tok tok sehingga masyarakat sekitar memberinya nama demikian. Kapal ini merupakan akomodasi yang cukup nyaman, dapat memuat penumpang sebanyak 7 - 12 orang, dan lajunya juga tidak terlalu kencang sehingga kita bisa menikmati suasana Sungai Sekonyer selama perjalanan. Dengan kapal, ini para penumpang dapat menikmati matahari terbenam, kunang-kunang, dan hewan liar yang terkadang terlihat di pinggiran sungai.

Sumber gambar: Shutterstock

Sebagian besar pengunjung Taman Nasional Tanjung Puting adalah wisatawan mancanegara, sehingga masyarakat Pangkalan Bun dan Taman Nasional berusaha terus meningkatkan pelayanan mereka. Sebagai contoh, saat kita menaiki klotok, pelayanan yang kita terima tidak kalah dengan pelayanan hotel berbintang. Ada pemandu dan kapten kapal yang ramah dan masakan yang disajikan pun sangat lezat. Saat hari sudah malam, kita dapat tidur di atas kapal klotok sambil dilindungi kelambu.

Bulan Juli sampai dengan Agustus adalah masa high season karena berbarengan dengan banyaknya tanggal merah dan musim liburan sekolah. Ini sering menyebabkan banyaknya kapal sudah habis dipesan. Jika Anda tidak menyukai suasana ramai, hindarilah bulan-bulan tersebut dan jangan lupa membawa losion anti nyamuk.

Sumber gambar: Shutterstock

Di sepanjang menyusuri Sungai Sekonyer, kita dapat melihat monyet-monyet yang bergelantungan dari satu pohon ke pohon lainnya. Hutan ini merupakan rumah bagi delapan jenis primata, termasuk monyet hidung panjang (bekantan). Masyarakat setempat juga menyebutnya dengan nama monyet Belanda karena hidungnya yang mancung. Saat menyusuri Sungai Sekonyer menuju tempat objek wisata di Taman Nasional Tanjung Puting, berhati-hatilah dengan buaya. Mereka sulit terlihat tapi ada di sekitar sungai. Memang, saat melihat aliran sungai, rasanya kita ingin berenang dan menikmati alam di Taman Nasional ini.

Sayangnya, sebagian wilayah sungai sudah terkontaminasi limbah tambang emas yang tidak jauh dari sini. Namun, jika sudah dekat dengan Camp Leakey, kita akan menemui 2 jalur yang menuju Camp Leakey dan menuju kawasan tambang. Di kawasan Camp Leakey ini, air sungai Sekonyer tidak terkontaminasi limbah. Air sungainya yang berwarna merah kehitaman disebabkan oleh rendaman alami dari akar pohon-pohon di sepanjang sungai.

Sumber gambar: liburmulu.com

Camp Leakey adalah tempat pelestarian orang utan. Sebelum menuju Camp Leakey, ada camp lainnya seperti Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, dan Pondok Ambung. Camp Leakey yang dibangun pada tahun 1971 merupakan camp terbesar dan menjadi tempat berlindung orang utan yang diselamatkan dari perburuan. Sebagai pusat penelitian orang utan, kita dapat mempelajari orang utan di pusat informasi di sini. Kita tidak diperbolehkan memberi makan orang utan di semua camp yang ada di sini.

Camp lainnya, Pondok Tanggui, juga merupakan pusat rehabilitasi untuk orang utan yang pernah ditangkap. Di kedua pusat pelestarian ini, Anda akan mendapatkan kesempatan untuk melihat primata menakjubkan ini dari dekat dan belajar lebih banyak tentang cara melindungi spesies yang terancam punah dari pulau Kalimantan ini.

Komentar

Tinggalkan Komentar: