01.Jul.2019

Asyiknya Belanja dari Perahu Klotok di Pasar Lok Baintan


Kalau lagi butuh bahan untuk dimasak, ke mana kaki kalian melangkah? Yep, ke pasar. Bagi kawan-kawan yang tinggal di Kalimantan Selatan, berbelanja di pasar di atas sungai atau pasar terapung adalah hal lumrah. Provinsi tersebut memang terkenal akan pasar terapungnya, salah satunya Pasar Lok Baintan di Kabupaten Banjar. Asyik banget, deh, kalau bisa ke pasar terapung. Sambil naik perahu sambil pilih-pilih barang.

0
0
0

Ada satu pengorbanan yang mesti kalian lakukan kalau gak mau ketinggalan momen belanja di Pasar Lok Baintan. Apa itu? Bangun pagi. Hehehe. Kalau perlu, kalian bangun saat subuh. Pasar Lok Baintan hanya buka pada pukul 06.00 Wita dan tutup antara pukul 08.00—09.00 Wita. Hanya 2—3 jam. Gak lebih. Jadi, pastikan kalian gak bangun molor kalau mau ke sana.

Lok Baintan adalah nama anak Sungai Martapura. Pedagang yang berjualan di Pasar Lok Baintan kebanyakan adalah emak-emak atau dalam bahasa setempat disebut acil-acil. Jangan heran ketika tiba di pasar terapung itu, kalian langsung disambut para acil yang dengan heboh dan semangat menawarkan dagangan mereka. Wah, khas emak-emak banget, ya.

Acil-acil dan barang dagangan mereka di Pasar Lok Baintan (sumber: https://pesona.travel/keajaiban/172/pasar-terapung-lok-baintan-roda-ekonomi-orang-banjar)

Sebenarnya, kalian bisa berbelanja di pinggir sungai tanpa naik perahu. Tapi, mumpung sudah di sana, sayang, dong, kalau gak belanja di atas perahu. Perjalanan menuju Pasar Lok Baintan bisa kalian mulai dari warung Soto Banjar Bang Amat. Di samping warung tersebut tersedia perahu klotok alias perahu motor yang bisa kalian sewa untuk sampai ke Pasar Lok Baintan. Harga sewanya Rp350.000 dan satu perahu dapat menampung 20—25 orang.

Duduk di perahu, mah, udah biasa. Yang gak biasa adalah kalau kalian berani duduk di atap perahu. Ada, lho, penumpang yang seperti itu. Pasti seru banget! Setelah 30—40 menit lamanya mengarungi Sungai Martapura, tadaaa tibalah kalian di Pasar Lok Baintan. Belanja pun dimulai! Ada apa aja? Sayur, buah, kue tradisional, topi purun khas Banjar, dan masih banyak lagi.

Penumpang duduk di atap perahu klotok menuju Pasar Lok Baintan (sumber: http://www.kalimantanku.com/2012/09/pasar-terapung-lok-baintan-pasar.html)

Biar lebih uye, kalian bisa, lho, naik ke perahu pedagang. Perahu mereka bukan perahu motor, melainkan perahu dayung. Pedagang duduk di ujung perahu, tengah-tengah perahu berisi barang dagangan. Nah, kalian bisa duduk di ujung yang satu lagi. Di situ biasanya masih kosong. Nantinya pedagang mengajak kalian mengitari Pasar Lok Baintan. Gimana, udah kebayang, kan, asyiknya?

Ada hal unik saat orang Banjar berbelanja di pasar terapung. Tradisi itu bernama akad. Kayak orang mau nikah gitu? Ya, kind of. Kalau akad nikah, kan, antara penghulu, mempelai pria, dan mempelai wanita. Akad yang di pasar terapung ini antara pedagang dan pembeli.

Sumber: https://pesona.travel/keajaiban/172/pasar-terapung-lok-baintan-roda-ekonomi-orang-banjar

Ketika menyerahkan barang dagangan, pedagang berkata “jual” dan ketika pembeli menerima barang, ia berkata “tukar”. Tukar berarti pembeli menukar uang dengan barang. Saat akad dilakukan, itu berarti barang yang semula milik pedagang sah jadi milik pembeli. Tradisi akad ini diperkenalkan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari. Jadi, jangan kaget, pas kamu lagi di pasar terapung, kamu akan sering mendengar kata “jual” dan “tukar”.

Komentar