10.Feb.2020

Ondel-Ondel, dari Ritual Penolak Bala Sampai Jadi Hiburan Warga


Nyok kita nonton ondel-ondel ... nyok. Eh, warga Jakarte, kalian pasti udah nggak asing, dong, dengan ondel-ondel? Hiburan yang satu ini biasanya banyak muncul menjelang HUT Jakarta. Zaman sekarang, ondel-ondel memang dijadikan hiburan, tapi tahu nggak, sih, zaman dulu, ondel-ondel digunakan dalam ritual penolak bala? Terus, dulu, kalau bikin ondel-ondel harus pakai mantera dan sesajen gitu. Penasaran? Yuk, baca!

0
0
0

Ada yang bisa nebak, kapan ondel-ondel pertama kali muncul? Ondel-ondel masuk ke Batavia (nama Jakarta tempo dulu) pada abad XVI, sekitar tahun 1600. Ini diketahui dari catatan warga Inggris W. Scott yang menyebutkan bahwa ia saat itu melihat arak-arakan boneka raksasa.

Boneka raksasa itulah yang kini kalian kenal sebagai ondel-ondel. Dulu, orang menyebutnya sebagai barongan, karena memang wujudnya seram seperti barongan (tiruan hewan buas). Bahkan, ondel-ondel punya taring tajam dan panjang (cakil) yang nampak mengerikan.

Ondel-ondel berwujud mengerikan karena mulanya digunakan dalam ritual penolak malapetaka berupa penyakit cacar. Zaman sekarang, cacar mungkin dianggap penyakit lumrah. Namun, zaman dulu, saat ilmu pengetahuan belum berkembang, cacar dianggap sebagai malapetaka dan oleh sebab itu harus diusir.

Sumber: https://www.idntimes.com/news/indonesia/vanny-rahman/menengok-sejarah-ondel-ondel-simbol-ibu-kota-dki-jakarta-1/full (by IDN Times/Vanny El Rahman)

Cara mengusirnya ialah dengan mengarak ondel-ondel keliling kampung. Ondel-ondel dipilih karena dipercaya sebagai perwujudan nenek moyang yang mampu mengenyahkan malapetaka. Saat membuat ondel-ondel, si pembuat harus merapalkan mantera dan sesudahnya, ondel-ondel akan dirasuki roh dewa.

Ketika sudah dirasuki, ondel-ondel siap diarak. Selama perarakan, warga nggak berhenti menabuh kentongan dan memukul-mukul pepohonan. Warga juga harus menyiapkan sesajen di tempat tertentu. Sesajennya, antara lain telur ayam kampung mentah, rokok, bunga, dan rujak.

Selain digunakan dalam ritual penolak malapetaka, dulu, ondel-ondel juga digunakan dalam perayaan keberhasilan panen. Ondel-ondel dipercaya sebagai perwujudan Dewi Sri (dewi padi) yang mampu membuat sawah tetap subur sehingga masyarakat nggak akan mengalami gagal panen.

Patung ondel-ondel di Kemayoran (sumber: https://akurat.co/news/id-70531-read-foto-festival-budaya-betawi-warga-kemayoran)

Beda dulu, beda sekarang. Sekarang, ondel-ondel banyak digunakan sebagai hiburan pada pesta pernikahan, khitanan, dan tentunya ulang tahun Jakarta. Ondel-ondel pun semakin mudah ditemui di jalanan, karena banyak pengamen yang mencari rejeki dengan mengenakan kostum ondel-ondel.

Wujudnya juga nggak seserem yang dulu. Udah nggak ada cakilnya lagi. Gubernur DKI Jakarta 1966 – 1977 Ali Sadikin punya andil dalam hal ini. Di masa kepemimpinannya, wajah ondel-ondel dibuat lebih bersahabat sehingga orang nggak lagi takut saat melihatnya.

Sumber: https://akurat.co/news/id-673952-read-disparbud-dki-masih-berusaha-menertibkan-pengamen-ondelondel (by AKURAT.CO/Sopian)

Perarakan ondel-ondel pun lebih simpel. Dulu, untuk mengarak ondel-ondel, harus ada rombongan pemain musik. Sekarang, musik bisa digantikan dengan rekaman.

Kepala ondel-ondel terbuat dari gabus yang dibuat menyerupai kepala manusia. Rambutnya terbuat dari ijuk yang dihiasi kertas berwarna-warni. Tubuhnya terbuat dari anyaman bambu setinggi 2,5 meter dan berdiameter 80 sentimeter.

Pengrajin ondel-ondel di Kramat Pulo (sumber: https://foto.kompas.com/photo/read/2018/5/5/1525444522b8d/5/Pelestari.Ikon.Ibu.Kota.di.Kampung.Ondel-ondel.Kramat.Pulo#&gid=1&pid=5/by KOMPAS.COM/ANDREAS LUKAS ALTOBELI)

Sama seperti manusia, ada ondel-ondel perempuan dan laki-laki. Yang perempuan berwajah merah, sedangkan yang laki-laki berwajah putih.

Untuk istilah ondel-ondel, nggak ada catatan pasti tentang siapa dan kapan istilah itu pertama kali dilontarkan. Kemungkinan, ondel-ondel merupakan semata permainan kata dari orang Betawi yang diucapkan secara spontan.

Kalau ingin melihat proses pembuatan ondel-ondel, silakan datang ke Kampung Kramat Pulo, Jakarta Pusat. Sebagian besar warga di sana berprofesi sebagai pengrajin ondel-ondel Harga ondel-ondelnya mulai Rp1 juta untuk yang besar dan Rp150.000 untuk yang mini.

Nyok kita nonton ondel-ondel ... nyok. Nyok kita ngarak ondel-ondel ... nyok. Ondel-ondel ade anaknya ... boy. Anaknya ngiger ter iteran ... soy

Komentar