Makanan Khas Kerajaan Keraton
18.Sep.2019

Oh, Jadi Ini Makanan Khas Kerajaan Keraton yang Jadi Favorit Para Raja. Kepoin, yuk!


Makanan khas kerajaan Keraton Yogyakarta ini merupakan hidangan spesial untuk raja-raja Yogyakarta mulai ratusan tahun yang lalu. Buat pelancong yang berkunjung ke Yogyakarta, pasti penasaran dong sama makanan yang disajikan untuk Sri Sultan?

0
0
0

Dimasak oleh para abdi dalem di pawon atau dapur khusus yang berada di dalam keraton, penyajian makanan khas Kerajaan Keraton untuk Sri Sultan ini punya tata caranya sendiri yang disebut tata cara ladosan dhahar dalem.

Kira-kira gimana ya selera kudapan para raja di Keraton Yogyakarta? Penasaran apa aja menu makanan khas Keraton Yogyakarta tersebut? Langsung baca aja ulasan Mister berikut ini, yuk!

Makanan Khas Kerajaan Keraton yang Jadi Pembuka adalah Selat Usar

Makanan khas kerajaan Keraton       

Sumber foto: https://semaniskasturi.blogspot.com/2016/01/salad-telur-dan-ayam.html

Makanan Khas Kerajaan Keraton yang satu ini sejenis salad versi Jawa. Berisi kombinasi antara selada, timun, tomat dan telur rebus. Untuk siraman sausnya, ada kuning telur yang dicampur dengan merica, pala, gula pasir, garam, dan sedikit cuka. Kemudian ditambah sedikit air dan mentega. Selat usar ini memiliki cita rasa perpaduan manis dan asam yang pas.

Sup Timlo, Makanan Berkuah yang Jadi Favorit Sultan Yogyakarta

Makanan Khas Kerajaan Keraton

Sumber foto: http://www.diahdidi.com/2012/03/resep-timlo-solo.html#.XXI1WigzbIU

Makanan khas Kerajaan Keraton yang satu ini sebenarnya berasal dari Keraton Solo yang dibawa oleh Sultan. Hidangan ini akhirnya jadi favorit Sultan Hamengku Buwono X. Sup ini dibuat dengan kuah kaldu ayam berbumbu rempah-rempah. Bagian paling menarik dari sup timlo adalah isinya. Ada daging ayam, hati ayam, empal, udang, telur gulung, siomay, mi sohun, telur pindang, wortel, dan jamur. Sampai sekarang, sup ini sangat populer terutama di Solo.

Di Keraton Ada Hidangan Bergaya Eropa yang Sudah Disesuaikan dengan Lidah Orang Jawa, yakni Bistik Djawa

Makanan Khas Kerajaan Keraton

Sumber foto: https://baleraos.co.id/kuliner-kraton.html

Bistik Djawa merupakan Makanan khas kerajaan Keraton turun temurun dari steak yang dibawakan pada akhir pendukan pemerintahan Hindia-Belanda. Hidangan ningrat yang juga terkenal di Solo ini berasal dari koki Belanda yang memasak dengan bahan lokal dan disukai oleh Sang Kanjeng Sri Sultan yang menjabat saat itu. Bistik ini menggunakan bahan baku daging sapi cincang. Sausnya ada kecap kaldu, nggak lupa tambahannya sayuran dari jagung muda, brokoli dan wortel, lalu ada juga kentang tumbuk. Uniknya kentang tumbuk ini sangat sederhana, nggak pake susu. Mungkin kalau pakai susu mahal, kali ya.

Perawan Kenes yang Manis Ini Juga Nggak Boleh Dilewatkan

Makanan Khas Kerajaan Keraton

Sumber foto: http://hesmacuisine.blogspot.com/2018/04/prawan-kenes.html

Jangan dibayangkan makanan Khas Kerajaan Keraton ini adalah makanan berat, nasi dan lauk pauknya. Bukan, ini adalah menu camilan favorit Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Perawan Kenes atau Gadis Genit/Lincah. Dessert satu ini terbuat dari pisang kepok kuning yang dibelah dua tapi ujungnya dibiarkan tetap menyatu, lalu diikat dengan pandan. Selanjutnya, celupkan pisang ke adonan santan kental lalu bakar hingga agak kering. Camilan ini juga cocok dihidangkan bersama secangkir teh atau kopi.

Minuman Favorit yang Dihidangkan untuk Sultan Adalah Bir Jawa

Makanan Khas Kerajaan Keraton

Sumber foto: https://weradio.co.id/tag/bir-jawa

Sri Sultan Hamengku Buwono VIII juga suka ngemil, lho. Seperti pisang, keju, roti kering, atau roti sobek, sambil minum bir Jawa. Biar Jawa khas Kerajaan Keraton ini nggak mengandung alkohol. Minuman ini muncul saat orang Belanda yang tinggal di Jogja antara tahun 1921 sampai 1939 menjadikan bir sebagai penghangat tubuh. Selain berfungsi sebagai penghangat badan, minuman ini juga baik untuk kesehatan.

Terbuat dari rebusan jahe, batang serai, cengkeh, kayu manis, mesoyi, daun pandan, gula, air, dan jeruk nipis. Disebut bir karena muncul buih-buih hasil rebusann bahan-bahan tersebut. Biasanya bir dituangkan pada gelas yang terbuat dari emas 18 karat dan diletakan di baki yang terbuat dari emas juga. Huwow! Sultan mah bebas, ya. Hehe.

Komentar