08.May.2020

Liburan di Solo? Monggo Mampir ke Taman Sriwedari


Pripun kabare cah Solo (apa kabar warga Solo)? Mugi apik-apik, nggeh (semoga baik-baik saja). Mister punya informasi menarik, nih, tentang Solo, yakni tentang Taman Sriwedari. Kalian yang tingal di Solo atau pernah ke Solo, mungkin ada yang tahu tempat ini? Bagi kalian yang suka dengan hal-hal yang berbau seni, kalian bisa coba mampir ke Taman Sriwedari saat berlibur ke Solo.

0
0
0

 

Perpaduan Keharmonisan Budaya, Seni Dan Hiburan Di Taman Sriwedari

Sumber: https://www.nativeindonesia.com/taman-sriwedari/

Gapura dengan hiasan batik berdiri kokoh di sana. Tepat di tengah gapura itu, terpasang wajah merah sang butho (raksasa dengan taring tajam). Di bawah wajah butho, terpampang tulisan Taman Sriwedari. Begitulah wujud dari pintu masuk Taman Sriwedari.

Namanya memang taman, tapi Taman Sriwedari nggak berwujud taman, melainkan komplek gedung kesenian. Bangunan yang terletak di Jalan Slamet Riyadi itu termasuk bangunan legendaris di Solo, sebab sudah eksis ratusan tahun lamanya.

Taman Sriwedari dibangun ketika Kasunanan Surakarta berada di bawah kepemimpinan Sri Susuhunan Pakubuwana X (1893 – 1939). Mulanya, komplek taman tersebut diperuntukkan bagi tempat peristirahatan keluarga keraton. Namun, pada akhirnya dibuka untuk umum. Dulu, di Taman Sriwedari ada danau yang jadi spot favorit pengunjung. Banyak yang datang ke Taman Sriwedari untuk memancing di danau tersebut. Pada bulan puasa seperti ini, danau itu makin ramai, karena orang-orang ngabuburit dengan memancing.

Selain danau, spot favorit pengunjung di Taman Sriwedari di zaman dahulu adalah Bon Raja. Bon maksudnya kebon (kebun). Bon Raja artinya kebun milik raja (Sri Susuhunan Pakubuwono X). Bon Rojo berisi aneka binatang. Yup, mirip kebun binatang gitu. Lantas, di manakah danau dan kebun binatang itu sekarang? Well, yang jelas udah lenyap tinggal kenangan. Kalau kalian datang ke Taman Sriwedari saat ini, bisa dipastikan kalian nggak menemukan kedua spot itu.

 

Patung Gatotkaca dan Pregiwa

Pose Patung Gatotkaca-Pregiwa Depan Pendopo Sriwedari Ternyata ...

Sumber: https://solo.tribunnews.com/2016/05/16/pose-patung-gatotkaca-pregiwa-depan-pendopo-sriwedari-ternyata-belum-sempurna?page=3

Oke, kita tinggalkan masa lalu. Sekarang, kita bahas tentang point of interest Taman Sriwedari yang masih ada hingga saat ini. Pertama, ada pendapa. Pada waktu tertentu, kalian berkesempatan melihat orang-orang berlatih menari di sana. Selain untuk latihan tari, pendapa itu juga digunakan untuk pentas tari. Biasanya mereka berlatih untuk nantinya pentas di Gedung Wayang Orang yang juga ada di Taman Sriwedari.

Ketika kalian masuk melewati gerbang utama, kalian bakal menjumpai patung Gatotkaca dan Pregiwa. Pose patung tersebut menunjukkan sebuah gerakan yang sering dipentaskan dalam lakon yang menampilkan Gatotkaca dan Pregiwa.

 

Gedung Wayang Orang

Surakarta students stage 'Wayang Orang', 'Ketoprak' as class exam ...

Sumber: https://www.thejakartapost.com/life/2019/02/23/surakarta-students-stage-wayang-orang-ketoprak-as-class-exam.html

Selain pendapa, ada pula gedung wayang orang. Sesuai namanya, gedung tersebut berfungsi sebagai tempat pertunjukan wayang orang. Pertunjukannya digelar pada Selasa – Sabtu pukul 20.00 – 23.00.  Kalau kalian pecinta kesenian tradisional, boleh, tuh, nonton pentas wayang orang di Taman Sriwedari. Gedung ini juga biasa digunakan oleh mahasiswa kesenian untuk mempertunjukkan hasil karya-karya mereka.

 

Malam Selikuran

Malam Selikuran, tradisi Islam-Jawa menyambut 'lailatul qadar'

Sumber: https://www.rappler.com/indonesia/ayo-indonesia/173207-malam-selikuran-tradisi-islam-jawa-lailatul-qadar

Pada bulan puasa seperti ini, ada satu kegiatan menarik yang digelar di Taman Sriwedari, yakni malam selikuran. Itu adalah untuk merayakan malam Lailatur Qadar alias malam kemuliaan pada Ramadan. Warga Solo sangat antusias dengan malam selikuran.

Selikuran diambil dari bahasa Jawa selikur yang artinya 21. Dinamakan malam selikuran karena acaranya digelar pada malam ke-21 Ramadan. Pada acara tersebut, keluarga keraton, abdi dalem, dan warga Solo bersama-sama mengarak tumpeng dari keraton menuju Taman Sriwedari.

Selama perarakan, para peserta turut membawa pelita (lampu dengan bahan bakar minyak). Nantinya, ketika sudah tiba di Taman Sriwedari, nasi tumpeng beserta lauk-pauknya akan dibagi-bagikan kepada warga.

Oh, ya, dulu, di Taman Sriwedari juga ada mini theme park gitu. Isinya, ya, aneka wahana permainan. Tapi, sejak 2017, mini theme park itu udah tutup. Jadi begitu, gengs, cerita tentang Taman Sriwedari. Kalau kalian lagi liburan ke Solo, mangga mampir, nggeh (silakan mampir, ya).

Komentar