11.Dec.2017

Kodokushi: a�?Trena�? Menyedihkan di Jepang yang Harus Dicegah!


Sebagai negara yang kreatif dan maju banget, ada banyak tren di Jepang yang bikin dunia kagum, kaget, atau bahkan gak setuju. Di antara sekian banyak tren, ada satu fenomena yang makin a�?populera�? di negeri Sakura ini, yaitu kodokushi.A� Sejak pertama kali muncul di tahun 1980an, orang yang a�?mengikutia�? tren ini makin banyak jumlahnya. Bahkan, katanya sekarang ada sekitar tiga puluh ribu kasus kodokushi terjadi setiap tahunnya!

0
0
0

Hmmma�� Memangnya kodokushi ini tren apa, sih?

Duh, ngomonginnya aja bikin sedih. Jadi,A� kodokushi adalah sebutan buat kasus lansia yang meninggal sendirian tanpa diketahui siapa pun. Banyak dari mereka yang baru ditemuin di rumahnya setelah beberapa hari atau beberapa minggu meninggal, biasanya karena laporan tetangga yang nyium aroma gak sedap dari tempat tinggal almarhum. Penyebab meninggalnya pun macem-macem, mulai dari sakit sampai bunuh diri.

sumber foto:A�tabibitosoul.files.wordpress.com

Kenapa korban kodokushi makin banyak? Sebagai negara yang populasi lansianya lebih dari 25%, banyak kakek-nenek di Jepang yang hidup sendirian. Mereka enggan tinggal bareng anaknya atau cari pasangan hidup lagi di usia senja. Selain itu, makin banyak orang Jepang yang males nikah, apalagi punya anak. Mereka ngerasa pekerjaan mereka bakal terpengaruh kalau berkeluarga. Akibatnya, populasi negara ini makin kecil dan akhirnya (balik lagi) makin banyak orang yang hidup sendirian.

sumber foto:A�straitstimes.com.sg

Makin tingginya jumlahA� kasus meninggal kesepian ini juga munculin makin banyak perusahaan yang nawarin jasa bersih-bersih rumah korban kodokushi. Sampai saat ini, tercatat ada sekitar 4000 perusahaan yang ngurusin khusus kodokushi! Begitu terima laporan, mereka langsung bergerak ke rumah sang almarhum lengkap dengan peralatan sarung tangan karet, masker, dan baju khusus. Abis mindahin jenazah, mereka bakal ngebersihin sisa cairan tubuh dan rambut yang nempel di lantai, nyemprot seluruh ruangan engan cairan khusus, terus lanjut ngeberesin barang-barang. Setelah barang terkumpul, mereka bakal ngobrol sama keluarga buatA� mutusin mau diapain barang itu. Kalau keluarga gak mau nyimpen, perusahaan bakal ngebawa barang-barang itu ke kuil untuk didoain. Mereka juga bakal ikut berdoa dan taruh bunga untuk menenangkan jiwa orang yang meninggal.

sumber foto:A�tabibitosoul.files.wordpress.com

Kalau begini, ternyata ada untungnya juga ya hidup di Indonesia. Masih banyak orang-orang yang tinggal bareng orang tua dan nenek kakeknya. Masih banyak emak-emak kompleks yang kepo, tetangga yang suka ngetok pintu pagi buta buat minta garem, dan bapak-bapak yang nongkrong di warung kopi. Meskipun mereka suka ngegosip dan selalu mau tahu urusan orang lain, tapi setidaknya mereka juga yang gerak duluan kalau kita dalam keadaan darurat di rumah.

Jadi, pilih mana? Hidup dikepoin atau gak dipeduliin? ;)

Komentar