18.Mar.2020

Icip-icip Enak 5 Makanan Fermentasi Asal Indonesia


 

0
0
0

Kalian pernah makan makanan fermentasi? Itu, lho, makanan yang proses pembuatannya didiamkan selama beberapa hari dengan bantuan ragi, misalnya. Kalau kalian pernah makan tape singkong, nah, itu adalah salah satu contoh makanan fermentasi. Makanan tersebut bisa dinikmati begitu saja atau dijadikan makanan pendamping nasi. Lantas, apa saja makanan fermentasi asal Indonesia?

1. Dadiah (Sumatra Barat)

Sumber: https://winnyasaari.wordpress.com/2011/11/03/selera-asal-bukittinggi-dadiah/

Pengen tahu gimana rasanya susu kerbau? Kalian bisa coba menyantap dadiah. Yup, dadiah terbuat dari susu kerbau yang difermentasikan di dalam sebilah bambu yang ditutupi daun pisang. Proses fermentasi berlangsung selama 1 – 2 hari. Hasilnya seperti tahu Jepang alias tofu.

Ada dua cara untuk menikmati dadiah. Pertama, dadiah dimakan bersama nasi setelah sebelumnya dicampur irisan bawang merah, cabai, dan garam. Kedua, dadiah disantap sebagai dessert dengan campuran santan, gula jawa cair, dan melinjo yang ditumbuk.

2. Tempoyak (Sumatra Selatan dan Jambi)

Sumber gambar: Shutterstock

Durian lovers, let’s gather up! Yup, tempoyak memang terbuat dari durian. Daging durian dipisahkan dari biji, dimasukkan dalam wadah tertutup, lalu diberi taburan garam dan cabai. Diamkan selama 3 – 6 hari. Nutup wadahnya jangan terlalu rapet, ya. Kasih sedikit lubang gitu.

Tempoyak termasuk makanan yang bisa bertahan lama, lho. Seberapa lama? Bisa sampai 1 tahun! Lalu, gimana cara menikmatinya? Well, tempoyak bisa dimakan begitu aja, dijadikan sambal, atau digunakan sebagai bumbu pelengkap pepes ikan dan gulai ikan.

3. Gatot (Daerah Istimewa Yogyakarta)

Sumber: http://www.anishidayah.com/2016/01/gatot-dan-tiwul-yu-tum-rasanya-wuenak.html

Kita geser ke Pulau Jawa, berikutnya ada gatot. Gatot adalah makanan fermentasi asal Kabupaten Gunung Kidul, Jogja. Gatot hadir sebagai pengganti nasi. Kondisi tanah di Gunung Kidul gersang sehingga padi nggak bisa tumbuh di sana. Sebagai gantinya, masyarakat menanam singkong yang kemudian diolah menjadi gatot.

Gimana cara membuat gatot? Pertama-tama, singkong difermentasikan dengan cara dijemur sampai menjadi gaplek (singkong kering). Gaplek lalu direndam selama 2 malam, ditiriskan, dipotong kecil, dan direndam lagi selama 1 malam.

Selesai direndam, gaplek dikukus selama 2 jam dan jadilah gatot. Supaya makin nikmat, gatot biasa disajikan dengan taburan gula merah, garam, dan parutan kelapa.

4. Pakasam (Kalimantan Selatan)

Sumber: https://www.hairiyanti.com/2016/10/pakasam-kelezatan-yang-tak-pernah-usang_21.html

Suka makan ikan? Cobain, deh, makan pakasam, makanan fermentasi berbahan ikan air tawar. Ikan yang sering dimasak menjadi pakasam, antara lain puyau, papuyu, gabus, dan lele.

Setelah dibersihkan dari sisiknya, ikan dilumuri garam lalu didiamkan selama 2 hari. Sesudahnya, ikan ditaburi samu. Samu adalah beras yang disangrai, ditumbuk, dan diberi parutan kunyit.

Apakah sudah selesai? Belum, karena ikan masih harus didiamkan lagi selama 5 – 7 hari. Supaya lebih awet, ikan bisa diletakkan dalam wadah tertutup dan dimasukkan ke kulkas.

5. Tape Ketan

Sumber: https://www.tosupedia.com/2019/10/resep-tape-ketan-yang-manis-dan-segar.html

Kalau makanan fermentasi yang ini, sebagian besar dari kalian tentu udah tahu, kan? Mister yakin, beberapa dari kalian ada yang pernah memakannya. Gimana, sih, rasanya tape ketan? Asam bercampur manis gitu. Tape ketan dibuat dari beras ketan yang dikukus, diberi ragi, lalu didiamkan selama 3 – 4 hari. Makanan tersebut biasa disajikan dengan dibungkus daun pisang.

Komentar

Tinggalkan Komentar: