20.May.2019

Cuma di Indonesia, Inilah 5 Cara Unik Membangunkan Orang untuk Sahur


Yuhuuu, udah masuk minggu ketiga puasa, nih. Sejauh ini, puasa kalian oke-oke aja, kan? Semoga saja iya dan Mister doakan bakal terus oke sampai hari terakhir. Artikel yang mau Mister bagi kali ini pastinya masih berkaitan dengan puasa. Lebih tepatnya tentang sahur. Di daerah kalian, saat jam-jam menjelang sahur, ada bunyi-bunyian buat ngebangunin warga gitu nggak, sih? Di lima daerah di Indonesia ini, warganya punya cara unik membangunkan orang untuk sahur. Ada yang pakai takraw, boneka, sampai pengantin. Langsung aja cekidot!

0
0
0

 

1. Paraga, Makassar

Hidup Di Makassar – Universitas Islam Makassar

Sumber: https://uim-makassar.ac.id/hidup-di-makassar/

Di Makassar, orang-orang dibangunkan untuk sahur lewat atraksi memainkan takraw alias bola yang terbuat dari rotan. Atraksi tersebut dinamakan paraga yang merupakan kesenian tradisional masyarakat Bugis. Supaya lebih meriah, paraga disertai dengan iringan gong, gendang, dan calong. Calong adalah alat musik yang terbuat dari bambu. Cara memainkannya ialah dengan dipukul.

Jumlah minimal pemain yang terlibat dalam paraga adalah sebanyak enam orang. Pemain menggerakkan takraw dalam berbagai posisi. Bisa sambil berdiri, berlutut, jongkok, berbaring, bahkan sampai membentuk formasi menara. Pemain paraga adalah laki-laki. Saat tampil, mereka mengenakan baju lengan panjang berwarna merah, sarung, dan passapu, topi berbentuk segitiga yang dilapisi kanji supaya bisa tegak.

 

2. Dengu-dengu, Morowali

Cara unik membangunkan orang untuk sahur - Dengu-dengu, Morowali

Sumber: http://www.kailipost.com/2017/05/tradisi-ndengu-ndengu-ramadhan.html

Dalam bahasa Indonesia, dengu-dengu berarti tempat beristirahat. Di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, dengu-dengu adalah bangunan setinggi 15 meter yang beratapkan daun rumbia dan tiang penyangganya terbuat dari bambu. Bangunan tersebut ada selama Ramadan, tersebar di setiap RT, dan biasanya berlokasi di dekat masjid.

Di dalam dengu-dengu, tersedia rebana, gendang, dan gong. Mendekati jam sahur, petugas akan memukul gendang dan rebana serta menabuh gong untuk membangunkan warga. Pada sore hari, dengu-dengu juga ramai didatangi warga yang menunggu waktu untuk berbuka. Dengu-dengu sudah ada sejak abad XVII. Biaya pembangunannya berasal dari sumbangan para warga. Satu dengu-dengu menelan biaya sekitar Rp500.000.

 

3. Can Macanan, Situbondo

Sumber: https://iwankusumaphoto.blogspot.com/2017/08/can-macanan-kaduk.html

Warga Situbondo, Jawa Timur menggunakan macan alias harimau untuk membangunkan orang untuk sahur. Tentu saja bukan macan sungguhan, melainkan dalam bentuk replika seperti barongsai. Pada pukul 02.00 WIB, jalanan di depan rumah warga sudah ramai oleh pertunjukkan can macanan. Warga pun antusias menonton pertunjukkan tersebut sambil menunggu waktu untuk sahur. Selain di Situbondo, can macanan juga digunakan untuk membangunkan orang untuk sahur di daerah lain di Jawa Timur, seperti Jember dan Madura.

 

4. Burokan, Brebes

Cara unik membangunkan orang untuk sahur - Burokan

Sumber: https://wisatbudaya.blogspot.com/2016/02/burokan.html

Burokan berasal dari kata burok yang berwujud kuda terbang. Binatang tersebut diyakini sebagai tunggangan Nabi Muhammad saat menuju Masjidil Aqsha dari Masjidil Haram. Di Indonesia, burokan berawal pada 1934 dari seorang warga yang membuat boneka berukuran super besar berbentuk kuda terbang.

Di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, ketika menampilkan burokan untuk membangunkan warga untuk sahur, warga membawa boneka berukuran besar nan menjulang tinggi. Wajah bonekanya bisa berupa binatang atau wajah manusia. Warga akan mengarak boneka tersebut sepanjang jalan sambil mengetuk pintu rumah warga untuk mengingatkan sudah waktunya untuk sahur. Burokan kian semarak dengan iringan lagu bernuansa islami.

 

5. Pengantin Sahur, Riau

Sumber: https://pinangpaleo.com/pakaian-khas-kepulauan-riau-yang-masih-eksis/

Ini dia yang paling unik, pengantin sahur. Cara yang satu ini cuma bisa kalian temukan di daerah-daerah di Provinsi Riau. Dari pukul 00.00—03.00, sejumlah “pengantin” diarak di atas gerobak beroda sambil diiringi tabuhan gong. Tentu saja, bukan pengantin dalam arti sebenarnya, melainkan warga yang dirias dan mengenakan busana seperti pengantin. Uniknya, seluruh pasangan pengantin itu adalah laki-laki. Jadi, ada laki-laki yang harus didandani seperti pengantin wanita. Tiap kali diselenggarakan, pengantin sahur selalu ramai ditonton ribuan warga. Para pengantin yang tampil bukan sekadar jadi pajangan, tetapi juga saling berlomba untuk menjadi pasangan pengantin terbaik.

Unik-unik, ya, cara membangunkan orang untuk sahur yang ada di negeri kita ini. Kalau di daerah tempat tinggal kalian, seperti apa, nih, caranya? Oh, ya, sebelum mengakhiri artikel ini, Mister mau kasih informasi singkat tentang awal mula adanya beragam cara untuk membangunkan orang untuk sahur. Jadi, itu semua bermula dari Mesir. Saat itu, pada 861 M, Gubernur Mesir yang bernama Atabah bin Ishaq berjalan berkeliling Kota Kairo untuk membangunkan penduduk untuk sahur. Apa yang dilakukan gubernur tersebut kemudian diadopsi oleh negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Komentar