12.Aug.2019

Berencana Travelling ke Magelang? Jangan Lupa Berkunjung ke 5 Tempat Ini


Apa yang terkenal dari Magelang? Candi Borobudur pastinya. Rasanya, setiap wisatawan yang datang ke Magelang pasti akan menyempatkan diri pergi ke candi tersebut. Apakah Magelang hanya tentang Candi Borobudur? Tentu tidak. Masih ada banyak tempat wisata di sana yang menyimpan keindahan dan menarik untuk didatangi. Mana saja? Nih, Mister punya rekomendasi 5 tempat wisata yang bisa kalian masukkan dalam itinerary saat  travelling ke Magelang.

0
0
0

1. Omah Pring

Sumber: http://ayodolan7.simplesite.com/

Duduk-duduk santai di rumah di atas tebing sambil ditemani gemericik air sungai. Nikmat kali, ya. Begitulah suasana di Omah Pring. Dalam bahasa Jawa, omah pring berarti rumah bambu. Rumah-rumah bambu di sana dibangun di atas tebing yang menghadap Kali Progo.

Bagi kalian yang suka tantangan, kalian bisa mencoba rafting di Kali Progo. Rafting­-nya bukan sembarang rafting karena menggunakan bambu. Asik gak, tuh? Kalau ingin kegiatan yang santai, kalian bisa belajar membatik, bermain seruling, ataupun menikmati kudapan lezat. Lokasi Omah Pring ialah di Desa Candirejo. Dari Candi Borobudur, destinasi wisata ini dapat ditempuh selama 15 menit berkendara.

2. Rumah Kamera

Sumber: https://travel.detik.com/domestic-destination/d-4441757/berakhir-pekan-bareng-jokowi-di-rumah-kamera-borobudur (foto oleh Eko Susanto/detikTravel)

Pernah membayangkan ada rumah yang berbentuk seperti kamera? Rumah semacam itu ada di Magelang, tepatnya di Desa Majaksingi. Mungkin kalian berpikir bahwa pendiri destinasi wisata adalah seorang fotografer. Bukan, pendirinya adalah seorang pelukis.

Sumber: http://camerahouseborobudur.blogspot.com/

Tanggol Angien Jatikusumo. Itulah nama pria yang mendirikan rumah kamera. Ia mulai membangun rumah kamera pada 2013. Hal yang menginspirasi Tanggol untuk membangunnya adalah ketika ia berhasil membeli kamera dari jerih payahnya. Perjuangan Tanggol tidak mudah untuk bisa memiliki kamera. Oleh karenanya, ia begitu senang saat berhasil memilikinya. Dari situ, ia lantas berangan-angan untuk memiliki rumah yang berbentuk kamera.

Rumah kamera sebenarnya adalah galeri seni. Di sana terpajang beragam lukisan karya Tanggol. Lukisannya begitu hidup. Ada pula lukisan tiga dimensi dan ruang kaca yang pastinya asyik dijadikan latar untuk berfoto-foto. Kalau bosan melihat lukisan, kalian bisa menuju puncak alias atap rumah dan menikmati pemandangan Desa Majaskingi dari ketinggian.

3. Balkondes Ngadiharjo

Sumber: http://jatengpos.co.id/hapua-country-and-working-group-secretariat-gathering-kunjungi-balkondes-pln/ (foto oleh IST/ANING KARINDRA/JATENG POS)

Apa, sih, balkondes? Itu adalah singkatan dari balai ekonomi desa. Gampangannya, desa wisata. Jadi, balkondes Ngadiharjo bisa juga disebut sebagai desa wisata Ngadiharjo. Pemandangan alam yang bisa kalian nikmati saat berada di sini adalah Bukit Menoreh. Spot yang nggak kalah kece adalah amfiteater mini ala zaman Romawi kuno.

Jet cooled (sumber: http://desa-ngadiharjo.blogspot.com/2016/02/usaha-kecil-mikro-dan-menengah-umkm-jet.html)

Selain bisa menikmati pemandangan Bukit Menoreh dan berfoto-foto kece di amfiteater, kalian juga bisa menikmati produk hasil karya warga berupa kerajinan bambu, jet cooled, dan geblek. Apa, tuh, jet cooled dan geblek? Keduanya adalah nama jajanan.

Jet cooled adalah keripik sngkong. Cara membuatnya adalah singkong ditumbuk hingga halus, dibumbui, lalu digoreng tipis-tipis. Sama seperti jet cooled, geblek juga terbuat dari singkong. Cara membuatnya, singkong diparut lalu difermentasikan selama 2 malam. Usai difermentasikan, singkong dikukus, diberi bumbu rempah, lalu digoreng.

4. Pasar Kebon Watu Gede

Sumber: http://beritamagelang.id/gallery-photo/berwisata-ke-pasar-kebon-watu-gede-bandongan

Bukan dengan uang kertas ataupun uang koin, melainkan dengan benggol. Itulah nama alat pembayaran yang berlaku di Pasar Kebon Watu Gede. Benggol terbuat dari kayu. Bentuknya persegi. Satu benggol dihargai Rp2.000. Benggol yang sudah dibeli tidak dapat ditukarkan. Bila masih ada sisa benggol, maka pengunjung bisa menggunakannya lagi di hari berikutnya mereka datang ke Pasar Kebon Watu Gede.

Sumber: http://beritamagelang.id/gallery-photo/berwisata-ke-pasar-kebon-watu-gede-bandongan

Pasar Kebon Watu Gede berlokasi di Desa Sidorejo. Area yang dijadikan pasar adalah hutan bambu. Pasar ini mengusung konsep tempoe doeloe. Pedagangnya mengenakan kostum tradisional. Peralatan yang digunakan pun juga peralatan jadul, misalnya piring yang terbuat dari gerabah, gelas yang terbuat dari batang bambu, dan mangkok dari batok kelapa.

Apa yang dijual di sana? Makanan! Ya, Pasar Kebon Watu Gede adalah pasar kuliner. Ada makanan apa saja. Banyak! Ada bakso bakar, nasi pecel, gado-gado, pepes, gorengan, dan beragam jajanan tradisional. Harganya murmer, berkisar 1 – 5 benggol (Rp2.000—Rp10.000). Pasar ini tidak buka setiap hari, tetapi hanya di Minggu Wage dan Minggu Legi. Itu adalah hari berdasarkan penanggalan Jawa yang berlangsung setiap 35 hari sekali.

5. Pasar Tradisi Lembah Merapi

Sumber: https://www.twipu.com/padmasedan/tweet/1100775564552491008 (dari Aris @padmasedan)

Sumber: https://borobudurnews.com/perdana-buka-pasar-tradisi-lembah-merapi-diserbu-wisatawan/ (foto oleh BNews)

Sambil belanja sambil lihat pemandangan gunung yang cantik. Asyik, kan? Itulah yang bisa kalian dapatkan saat berbelanja di Pasar Tradisi Lembah Merapi. Pasar ini berlokasi di puncak bukit Gunung Gono di Desa Banyubiru. Pasar ini sama seperti Pasar Kebon Watu Gede. Sama-sama pasar kuliner yang mengusung konsep tempoe doeloe dan alat pembayarannya bukanlah uang rupiah. Di sini, alat pembayarannya bernama dhono. Bentuknya bulat dan terbuat dari bambu. Harga 1 dhono adalah Rp2.000. Pasar Tradisi Lembah Merapi buka setiap Minggu dari pukul 6.00—12.00 WIB.

Komentar